JAKARTA (AFP) – Konglomerat Korea Selatan Hyundai pekan ini meluncurkan pabrik perakitan kendaraan listrik pertama di Indonesia, negara penghasil nikel utama yang telah memulai pertumbuhan industri gerak listrik.
Dengan total kapasitas produksi 250.000 kendaraan per tahun, pabrik tersebut menandai dimulainya produksi kendaraan listrik baterai di ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Model IONIQ 5 baru dari pabrikan Korea Selatan akan dirakit di sana untuk pasar Indonesia dan untuk ekspor ke wilayah tersebut.
Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia, telah mulai merantai teknologi, mulai dari ekstraksi nikel dan logam lainnya hingga pembuatan baterai hingga kendaraan listrik.
Pada pembukaan pabrik pada hari Rabu di Sikarang, timur ibukota Jakarta, Presiden Indonesia Joko Widodo menyatakan keyakinannya bahwa model tersebut akan “menjadi tonggak utama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.”
“Ke depan, kendaraan listrik akan menjadi moda transportasi utama, terutama di Nusandra, ibu kota masa depan Indonesia,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Nusantara menargetkan memiliki dua juta kendaraan listrik, sepeda motor dan mobil di jalan raya pada tahun 2025.
Untuk bersaing secara global di bidang ini, pemerintah baru-baru ini memulai reformasi seperti penghapusan bea masuk atas suku cadang mobil.
“Kami memiliki peran kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik,” kata Joko Widodo.
Menurut laporan terpisah, Hyundai telah berjanji untuk bekerja dengan stasiun pengisian dan industri baterai untuk berkontribusi pada lingkungan pergerakan listrik negara berkembang.
© AFP
Indonesia bergabung dengan ASEAN untuk memerangi awan polusi
China akan membatalkan subsidi kendaraan listrik pada akhir 2022
Penjualan mobil listrik meledak, tetapi jauh dari target Eropa
“Internetaholic yang tak tersembuhkan. Spesialis bir pemenang penghargaan. Pakar perjalanan. Analis tipikal.”